Senin, 30 Januari 2012

Jangan Bilang Cinta


Ya, jangan bilang cinta kalo kita masih setengah hati mencintai. Jangan pernah ucapkan kata cinta jika kita masih tak bisa memberikan pengorbanan terbesar dalam hidup kita demi yang kita cintai. Jangan sampe keluar kata cinta jika kita tak berani membela yang kita cintai. Sebab, cinta bukan hanya ucapan yang manis di bibir, bukan kata yang kedengarannya indah di telinga, dan bukan pula tulisan yang membuat kita merasa bahagia. Bukan hanya itu.

Karena cinta harus diwujudkan dalam perilaku. ‘Kalimah sakti’ itu harus tercermin dalam perbuatan dan pikiran. Sekali berani bilang cinta, maka seharusnya kita akan berani berkorban, berani membela, berani bertanggung jawab terhadap apa yang kita cintai.

Sobat muda muslim, tolong jangan menggombal atas nama cinta. Jangan pula pura-pura jadi orang yang penuh cinta dengan menipu diri karena sejatinya kita belum sepenuhnya mencintai apa yang kita cintai. Cinta itu bukan main-main, cinta adalah wujud dari keseriusan kita bahwa kita akan berusaha melakukan apa saja demi yang kita cintai. Kalo kita mengecewakan yang kita cintai, tentunya cinta kita palsu. Kalo kita mengkhianati apa yang kita cintai, tentunya bukan cinta sejati. Sebab, jika benar-benar cinta kepada apa yang kita cintai, kita nggak bakalan mengecewakan apalagi mengkhianatinya. Tul nggak sih?


Jangan bilang cinta kepada Allah, jika…

Jika kita masih melanggar aturanNya. Sungguh sangat aneh jika kita berani mengatakan cinta kepada Allah, sementara kita doyan alias hobi banget menolak perintahNya, sementara laranganNya malah kita lakukan. Pastinya ada yang error alias tulalit kalo kita bilang: “Aku cinta kepada Allah Swt.”, tapi dalam kelakuan kita nggak mencerminkan kecintaan kita kepadaNya.

Misalnya nih, meski sholat rajin dan puasa rajin, tapi perintah Allah Swt. yang lainnya seperti menutup aurat kalo keluar rumah nggak kita lakukan. Anak cewek yang tertutup rapat dengan kain mukena ketika sholat, seharusnya menutup rapat auratnya pula ketika keluar rumah. Seringnya kan nggak ya. Rapi pada saat sholat, begitu keluar rumah malah tampil mengumbar aurat. Ke sekolah nggak pake kerudung dan pakaian jilbab (pakaian terusan—buat anak SMA sebenarnya bisa disambung pakaian atas putih dan bawah abu-abu). Sebaliknya, malah pake rok. Meski rok itu menutupi lutut, tapi kan nggak disebut pakaian muslimah. Padahal, Allah memerintahkan lho untuk mengenakan busana muslimah buat wanita, sebagaimana dalam firmanNya:



“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.”(QS al-Ahzab [33]: 59)

Yup, kita coba ngasih penjelasan. Begini sobat, jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.


Nah, kalo mau pengen tahu penjelasan tambahannya, ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ’ah (baju kurung).


Nah, kapan mengenakan jilbab? Yang pasti kalo seorang muslimah pergi keluar rumah. Atau kalo pun di dalam rumah, saat ada tamu asing (bukan mahrom—tentu laki-laki). Sebab memang tujuannya juga adalah untuk menutup auratnya. Oya, untuk bisa disebut mengenakan busana muslimah, maka seorang muslimah harus mengenakan jilbab lengkap dengan kerudungnya. Begitu deh, secara singkatnya.


Bagi anak laki juga sama. Kalo keluar rumah atau kalo di dalam rumah tapi ada wanita bukan mahrom nggak boleh tuh dipamerin dengkulmu dan udelmu. Karena aurat laki-laki tuh dari pusar sampe lutut. Wah, kayaknya udah pada paham deh. Soalnya nih pernah kita pelajari waktu SD dulu. Tul nggak? Ini sekadar ngingetin aja, gitu lho.


Oya, itu baru kita bahas kewajiban menutup aurat, sementara kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada kita banyak banget. Sebut saja tentang sholat, puasa, zakat, pengaturan kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan, budaya, politik, hukum, sampe pemerintahan. Itu baru pokok-pokoknya, belum cabangnya dari situ. Wah, kalo ditulis bisa ngabisin jatah halaman di buletin ini. But, intinya nih, jangan bilang cinta kepada Allah kalo kita doyan menolak kewajiban yang diperintahkanNya, malah berani mengamalkan apa yang diharamkanNya.


Jangan bilang cinta kepada Rasulullah saw….

Jika kita masih melanggar aturan yang ditetapkan Rasulullah saw. Sebab, apa yang disampaikan oleh Rasulullah saw. sejatinya adalah wahyu dari Allah Swt. Ditegaskan oleh Allah Swt. dalam firmanNya: “…kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS an-Najm [53]: 2-4)

Kalo kita masih mengumbar hawa nafsu dengan melakukan aktivitas pacaran, berarti selain melanggar aturan Allah Swt., juga melanggar aturan Rasulullah saw. Dan, tentu aja itu nggak mencintai Allah Swt. dan RasulNya. Allah menjelaskan larangan mendekati zina (lihat QS al-Isra ayat 32). Nah, hadis Nabi juga ada.
Beliau saw. bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahromnya. Karena sesungguhnya yang ketiga adalah syaitan.” (HR Ahmad)

Sobat, jangan bilang cinta kepada Rasulullah saw., kalo kita nggak tersinggung ketika ada pihak-pihak yang dengan sengaja melecehkan Rasulullah saw. Aneh banget kan kalo kita ngakunya cinta mati sama Rasulullah saw., tapi kita nggak marah ketika ada orang yang menjelekkan Rasulullah saw.


Seperti kasus pelcehan terhadap Rasulullah saw. yang dilakukan media-media Eropa dalam bentuk kartun yang salah satunya menggambarkan bahwa Muhammad saw. sumber inspirasi kekerasan. Gambarnya adalah sosok lelaki dengan tampang garang dan sorbannya berbentuk bom. Ditulisin di situ dengan jelas dalam bahasa Arab kalimat Muhammad saw. Waduh, kaum Muslimin marah dengan protes baik secara lisan maupun tulisan justru wajar. Karena cintanya kepada Rasulullah saw. Yang parah tuh kalo kita diem aja, terus pura-pura bijak dengan mengatakan bahwa kartun itu sebagai bentuk evaluasi buat umat Islam.


Nggak marah apalagi protes. Aneh banget kan? Macam mana pula tuh orang? Ngakunya sih Muslim. Tokoh intelektual pula di di negeri ini. Sadar Pak!

Jangan bilang cinta kepada Rasulullah saw. jika hanya mengambil sebagian ajarannya dan meninggalkan sebagian besar ajarannya yang lain. Kalo kita cinta kepada Rasulullah saw. berarti harus mengambil seluruh yang dibawanya. Bukan dipilih-pilih sesuai kehendak hawa nafsu kita. Karena Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw. sebagaimana firmanNya:“Apa yang datang (diajarkan) Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.” (QS al-Haysr [59]: 7)

Oke, boleh bilang cinta kepada Rasulullah saw., asalkan kita berani pula untuk menaati segala perintahnya dan meninggalkan segala larangannya. Bohong besar banget kalo kita ngaku-ngaku cinta sama Rasulullah saw. tapi nggak pernah melaksanakan tuntunan ajarannya. Betul ndak?


Jangan bilang cinta sama ortu…

Jika kita masih suka melawannya, mencelanya, merendahkannya, dan bahkan menghinanya. Bohong banget kalo kita ngaku-ngaku cinta sama ortu kita, tapi setiap ortu minta tolong untuk kebaikan kita malah menolaknya. Percuma bilang cinta sama ortu, tapi kalo diingetin untuk kebaikan dan kebenaran kita malah menghardiknya. Anak macam apa itu?

Buktikan kecintaan kita kepada ortu kita adalah dengan berbakti kepadanya. Menghormati mereka, menghargai mereka, menolong mereka, dan membuat mereka bahagia dengan adanya kita. Keberadaan kita yang udah dilahirkan ini bukan menjadi beban mereka. Kasihan ibu kita, sejak mengandung kita, melahirkan kita, merawat dan membesarkan kita, ia tak pernah mengeluh. Ayah kita juga sama. Mencari nafkah dengan semangat untuk keluarganya.


Cinta mereka sepenuh hati buat kita. Sudah terbukti kok. Karena sampe sekarang aja, meski kita bandel, ibu dan ayah kita tetap mendoakan agar kita mendapat petunjuk sambil terus membimbing kita (meski kadang menurut kita terlihat seperti orang yang cerewet). Tuh, gimana nggak penuh cinta. Jadi, kitanya sendiri nih yang kudu membuktikan bahwa kita cinta kepada ibu dan ayah kita dengan cara berbakti kepadanya. Itu sebabnya, jangan bilang cinta kalo kita tak menghargainya, tak berbakti kepada mereka. Oke?


Jangan bilang cinta kepada kaum Muslimin…

Jika kita nggak mau bekerjasama saling mengingatkan dalam kebenaran dan saling membantu jika di antara kita mengalami kesusahan. Bohong banget ngaku-ngaku cinta kepada sesama kaum Muslimin, tapi ketika ada saudara seakidah kita minta tolong malah dicuekkin. Apalagi sesama aktivis dakwah, mentang-mentang beda kelompok dakwah, lalu nggak mau menolong jika beda kelompok dakwah. Lebih parah lagi jika para aktivis dakwah itu masih sodara kandung. Karena kakaknya beda kelompok dakwah dengan adiknya, lalu ketika mereka membutuhkan pertolongan malah disuruh minta ke temen-temen dari kelompok dakwah masing-masing. Yee.. mana ukhuwahmu? Bohong banget ngaku-ngaku cinta sesama Muslim tapi dengan sesama kaum Muslimin sendiri nggak mau menolong hanya karena yang akan ditolong beda kelompok dakwah. Kalo gitu caranya, jangan bilang cinta kepada kaum Muslimin. Sadar ye akhi wa ukhti…

Jangan bilang cinta kepada diri sendiri…

Jika kita senang menjerumuskan diri dalam bahaya dan kerusakan. Bohong banget bilang cinta ama diri sendiri, tapi setiap hari kita nenggak minuman keras, sering juga mengkonsumsi narkoba, tubuh kita dipenuhi tattoo. Bahkan banyak di antara kita yang mengumbar auratnya dan dipajang di sampul majalah porno atau joget-joget kayak cacing kepanasan mempertontonkan keindahan tubuhnya di layar televisi (termasuk mereka yang menjerumuskan tubuh-tubuh mereka dalam perzinahan).

Menurut saya, mereka adalah orang-orang yang nggak cinta pada dirinya sendiri. Kalo dipikir-pikir, memang sih tubuh kita ya tanggung jawab kita sepenuhnya. Mau diapakan saja terserah kita. Wong, itu tubuh kita. But, kita kudu ingat sobat. Bahwa tubuh kita bukan milik kita. Tubuh kita sejatinya milik Allah Swt. Jadi, tuh tubuh kudu kita pelihara dan dijaga sesuai aturan dari yang menciptakan kita, yakni Allah Swt.


Itu sebabnya, ada larangan bunuh diri, larangan mengkonsumsi narkoba, larangan mentato badan, larangan mempertontonkan aurat di muka umum dll. Iya kan?


Oke deh, moga renungan sederhana ini bisa ngingetin kita untuk mengevaluasi kehidupan kita: Apa benar kita udah cinta banget sama Allah, RasulNya, ortu kita, kaum Muslimin, dan cinta kepada diri kita sendiri jika kita masih berperilaku yang justru menggambarkan bentuk pengkhianatan terhadap cinta yang kita ikrarkan?


Semoga kita menjadi orang-orang yang benar-benar mencintai Allah Swt., RasulNya, ortu kita, kaum Muslimin, dan diri kita sendiri. Nah, itu harus dibuktikan dalam pikiran dan perbuatan sesuai tuntunan ajaran Islam. Oke? Semangat! [solihin: sholihin@gmx.net]

Jumat, 27 Januari 2012

Generasi Galau Dont Follow


Bro en Sis rahimakumullah, alhamdulillah kita bisa jumpa lagi ya. Saya seneng banget bisa hadir kembali dengan tulisan di gaulislam untuk nemenin kamu semua belajar Islam, memahami isinya, memahami persoalan remaja, dan memberikan solusi islami terhadap permasalahan kamu semua. Insya Allah, Islam adalah solusi atas semua permasalahan yang ada. Termasuk masalah-masalah remaja. Jangan berpaling ke ideologi lain, jangan ikuti ajaran selain Islam, jangan mencoba mencari solusi permasalahan kehidupan kepada selain agama Islam. Sebabnya apa?

Ya, sebabnya kita muslim. Artinya, kita udah punya pedoman hidup sendiri, punya aturan hidup sendiri, punya jalan hidup sendiri. Islamlah yang mengatur segala permasalahan kita. Islam mengatur kehidupan kita dari mulai bangun tidur sampe tidur lagi (ssstt.. bukan berarti pas bangun tidur langsung tidur lagi, itu sih di lagunya Mbak Surip atuh hehehe…). Maksudnya, dari mulai kita bangun tidur di pagi hari, masuk ke kamar mandi, nongkrong di WC, mandi, sarapan, berkomunikasi dengan ortu, berangkat sekolah, etika bergaul dengan teman, menghormati guru, taat aturan sekolah, disiplin di jalan raya (nggak ugal-ugalan dan bikin bahaya diri dan orang lain), belajar di sekolah, shalat, ibadah lainnya, membeli makanan di kantin, belanja di pasar or mal, naik kendaraan umum, pinjam meminjam barang teman dan tetangga, ikut kajian keislaman, aktif berdakwah, main facebookan, twiteran, ngeblog, dan lain sebagainya, hingga malam hari kita tidur lagi, pastikan bahwa aturan Islam menjadi landasan aktivitas kita. Keren kan? Itulah hebatnya Islam.

Sobat muda muslim, termasuk yang lagi jadi sorotan saat ini, meskipun udah berbulan-bulan sih sebenarnya, adalah masih banyaknya di antara kamu yang hidupnya merasa ‘galau’. Oya, istilah galau ini kalo nyari di internet jadi banyak macamnya (tergantung siapa yang menginginkan maksudnya): ada yang bilang galau adalah suatu keadaan ketika suasana hati menginginkan kebebasan, namun ada yang mengikat, nggak mau lepas. Ditemukan juga istilah galau adalah suatu keadaan dimana kita memikirkan suatu hal secara berlebihan, bingung apa yang harus dilakukan dengan suatu hal ini—dengan pikirannya sendiri sehingga menimbulkan efek emosi melabil, pikiran pusing, dan mendadak insomnia. Tapi kalo di Kamus Besar Bahasa Indonesia, galau itu artinya sibuk beramai-ramai, sangat ramai atau kacau tidak karuan (pikirannya). Meski sedikit berbeda, tapi penampakan umum ‘penderita’ galau adalah sering resah dan suka mengeluh, masalah pribadi (sengaja) diumbar ke publik (via facebook atau twitter), self-centered alias kalo ngomong lebih banyak tentang “keakuannya”. Ckckck… kamu termasuk yang galau nggak nih? Pletak! #nepukjidat.

Ya, kehidupan ini bagi orang-orang yang galau serasa sempit. Dunia tak lagi indah, nikmat hidup tak lagi terasa. Inginnya menumpahkan segala kesah dan keluh, menganggap bahwa dirinya paling menderita di seluruh dunia (BTW, lagu jadul Bang Hamdan ATT, “Termiskin di Dunia” bisa tersaingi nih! Hahaha!). Kamu yang merasa lagi galau karena putus cinta, galau dapat nilai fisika berbentuk sisir (maksudnya dapet nilai E alias nggak lulus) makin membuat hatimu remuk redam, wajahpun nggak karuan jadinya bagai pinang diinjek hansip. Hedeuuh, dunia bagimu ibarat altar penyiksaan paling kejam yang pernah kamu rasakan, sehingga perlu memasang status di facebook: “Afgan mode on” alias SADIS. Hehehe…

Saya kepikiran membahas tema “galau” adalah ketika saya menjadi salah satu pembicara di acara Seminar “Membangun Generasi Produktif Berkarakter di Era Teknologi Informasi dan Komunikasi” pada 17 November 2011 di Pudiklat Rumah Gemilang Indonesia di daerah Sawangan, Depok. Hadir dalam acara itu adalah remaja perwakilan SMA/SMK dan MA se-Depok. Seru juga tuh berbincang dan mengajak para remaja membahas seputar membangun kepribadian Islam di era teknologi informasi dan komunikasi (termasuk bahas soal “galau”)

Dalam seminar yang dihadiri lebih dari 70 orang dari perwakilan SMA/SMK dan MA se-Depok itu, selain dibagikan buletin gaulislam edisi “black metal” juga peserta yang berhasil membuat status keren (yang jelas bukan status galau) yang dikirim via SMS ke nomor hp saya pada saat acara dapat buku “Menjadi Penulis Hebat”. Peserta yang bisa menjawab pertanyaan dari saya dapet hadiah buku “Gaul Tekno Tanpa Error” (nah, kalo ini cocok banget deh dengan tema seminar). Wah, kayaknya pembaca setia gaulislam edisi cetak di Bogor, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Lampung, Jambi, Palembang, Balikpapan, Samarinda, Riau, Kuningan, Banjarnegara, Pamekasan, Banjarmasin dan kota lainnya yang baca info ini di internet kayaknya ngiri deh. Ciee.. pede banget (nuduhnya!). Kalo ngiri, ya adain juga di sekolah-sekolahmu, insya Allah saya dan kru gaulislam siap datang untuk bekerjasama ngisi acara. Insya Allah seru deh!



Mengapa harus galau?

Bro en Sis pembaca gaulislam, nggak cukupkah Allah Swt. ngasih nikmat buat kita? Nggak nyadar kalo kita udah diberi waktu untuk hidup? Saat kita bangun pagi, membaca doa, lalu berpikir sejenak: “Aku masih hidup, terima kasih ya Allah. Engkau telah memberikan kesempatan bagiku untuk menjemput karunia-Mu yang besar dan berlimpah di dunia ini”. Subhanallah, kalo semua remaja dan umat manusia ini berpikiran demikian, rasanya sedikit, atau malah nggak ada yang galau dalam hidupnya. Seberat apapun masalah yang dihadapi, nggak akan berkeluh kesah dan putus asa. Sebaliknya, akan kian semangat mencari solusinya dengan tetap mengharap ridho Allah.

Rasa-rasanya di antara kaum muslimin umumnya sudah pernah membaca surat ar-Rahman. Ya, pasti akan berkesan dengan diulang-ulangnya hingga 31 kali ayat: Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban (“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”). Ayat ini diletakkan di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah Ta’ala yang diberikan kepada manusia. ‘Seolah-olah’ Allah Swt. mempertanyakan kepada kita: “NikmatKu yang mana yang kamu dustakan?”

Jika kita sedang berhadapan dengan seseorang yang mempertanyakan dengan pertanyaan seperti itu kepada kita, rasanya kita akan takut ketika kita memang mendustakan pemberiaan orang tersebut. Apalagi di hadapan Allah Swt.? PertanyaanNya terasa sangat menghunjam dada kita. Sesak rasanya. Meski kita tak mendustakan nikmatNya, namun tetap saja ada rasa khawatir, “jangan-jangan banyak juga nikmat yang tak terasa yang kita lupa bersyukur kepadaNya, atau bahkan tak menganggapnya sebagai nikmat”. Kita pantas takut.

So, nggak ada alasan untuk galau kan? Allah Swt. udah ngasih begitu banyak kenikmatan bagi kita. Ngapain juga kudu nulis status di facebook: “gue sedih, pacar ninggalin gue… ada racun serangga nggak ya?” Wedew! Cemen banget. Atau nge-twit gini: “Tuhan nggak adil, aku tak pernah bisa bahagia” Astaghfirullah. Ckckck.. jangan sampe kayak gitu Bro en Sis! Nggak boleh berburuk sangka kepada Allah Swt. Lagian, ngapain juga nulis di facebook yang bisa dibaca ribuan teman kamu atau ribuan follower-mu di twitter, apakah ingin seluruh dunia tahu tentang kamu? Dulu waktu SMP saya punya buku harian, yang isinya hanya saya yang tahu. Keluh kesah tetap ada, tapi saya menguncinya dengan rapat di buku harian. Orang lain tak boleh tahu. Kalo sekarang? Hehehe.. facebook dan twitter udah jadi sarana penampungan dan publikasi galau kamu. Halah!



‘Curhat’sama Allah Swt.

Sebagai orang yang beriman kepada Allah Swt., nggak pantes banget kalo kita berkeluh kesah, putus asa, dan mengumbar kegalauan kamu ke seantero penduduk bumi. Cukup Allah Ta’ala saja sebagai tempat kamu ‘curhat’. Orang lain belum tentu bisa semuanya membantu kesulitanmu, tetapi Allah Swt. insya Allah pasti akan menolongmu. Jadi selalu ingat Allah di kala hatimu resah, gelisah, gundah gulana bin galau.

Allah Swt berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS ar-Ra’d [13]: 28)

Salah seorang ulama salaf berkata: “Sungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya” (Dinukil oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab “Igaatsatul lahfaan” (1/72)

Sobat muda muslim pembaca setia gaulislam, bertakwalah kepada Allah Swt., insya Allah masalah yang kita hadapi ada jalan keluarnya dan tawakkallah kepada Allah Swt, insya Allah Dia akan mencukupkan keperluan kita. Sebagaimana dalam firmanNya (yang artinya): “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS ath-Thlaaq [65]: 2-3)

Ayat ini adalah janji Allah Swt. Kita wajib mempercayainya. So, nggak usah galau atas segala kesempitan dan kesusahan yang kamu hadapi. Takwa dan tawakkal kepada Allah Swt akan menentramkan pikiran dan perasaan kita. Tetap berdoa kepadaNya minta dimudahkan dalam segala urusan kehidupan kita. Insya Allah ada jalan keluarnya.



Tips sederhana

Bro en Sis, nih ada sedikit tips praktis yang insya Allah bisa membantu kamu ngilangin galau: Pertama, jangan putus asa. Benar sobat. Nggak perlu untuk putus asa. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dalam hidup kita. Realistis saja. Ibarat dua sisi mata uang, kalo yang satu adalah kegagalan, maka sisi lainnya adalah keberhasilan. Jadi, masih ada kesempatan untuk mencobanya lagi. Maju terus pantang mundur dan jangan galau

Kedua, belajar dari kesalahan. Hidup ini penuh dinamika sobat. Kemarin kita boleh gagal. Tapi esok, jangan terulang lagi. Itu sebabnya, pelajari kenapa kita gagal. Mungkin ada kesalahan yang kita lakukan. Mending pelajari dan perbaiki kesalahan itu ketimbang ngumbar galaumu.

Ketiga, galang dukungan. Nggak usah malu untuk meminta dukungan dari pihak lain. Apalagi jika kekuatannya bisa memperbaiki kegagalan dan kegalauan kita. Kita bisa lakukan itu untuk meningkatkan semangat dan kinerja kita. Jadi gandeng teman, ortu, guru dsb untuk membantu atasi kegalauanmu selama ini.

Keempat, baca biografi orang yang sukses dalam hidupnya. Kamu bisa baca kisah para sahabat rasulullah saw., dan juga orang-orang sukses jaman kiwari. Siapa tahu bisa tambah bikin semangat. Cobalah.

So, meski banyak generasi galau, don’t follow. Sebaliknya, ajak mereka supaya nggak galau lagi. Caranya? Coba mulai dengan ngasih artikel gaulislam edisi ini dan ajak diskusi. Sip kan? [solihin | Twitter: @osolihin]

Selasa, 24 Januari 2012

Jangan Jadi Generasi Nyadong!


Hari gini masih nadah tangan sama orangtua? Gak banget deh! Salah satu indikasi keberhasilan seseorang, dapat dilihat dari tingkat kemandiriannya secara ekonomi. Gak harus kaya, tapi mampu memenuhi kebutuhan sendiri tanpa meminta pada orangtua. Tapi… kita kan masih muda, memang masih tanggungan orangtua, gimana? Betul sekali! Tapi, jika kita mampu berbuat lebih, tentu kita akan punya pengaruh lebih. Hampir semua orang mengakuinya!

Nah, kalau dipikir-pikir, mandiri secara ekonomi bisa menjadi salah satu jalan keberhasilan dakwah kita di rumah. Karena yang kuat yang berpengaruh, yang berpengaruh yang didengar. Oke, begini caranya:

1. Bekerja paruh waktu

Bisa dilakukan jika memiliki jadwal sekolah/kuliah yang teratur. Memang cukup terikat, tapi itu kan bagian dari risiko hidup. Selain menghasilkan materi, kita juga mendapat pengalaman sebelum menyelesaikan pendidikan.

2. Membuka usaha sendiri

Di sela-sela jadwal kuliah, pilihan ini mungkin bisa dicoba. Kita masih bisa berorganisasi, kadang-kadang malah kongkow gak penting. Cari penghasilan tentu manfaat sekali untuk mengisi luang. Usaha yang mungkin (dan dengan modal relatif kecil):

  • Membuat makanan kecil dan menitipkannya di warung/toko/kantin
  • Menawarkan jasa privat ke rumah-rumah, bisa privat ngaji (baca Qur’an/Iqro’), komputer, MIPA, bahasa Inggris. Kalau kurang pede, bisa coba yang paling gampang dulu; privat anak SD!
  • Menulis artikel; esai atau cerpen. Kirim ke media yang sesuai dengan isi tulisan. Buat yang banyak, dan sebar ke berbagai media. Utamakan media lokal, karena peluang dimuat lebih besar sebab persaingannya tidak seketat media nasional. Harap diingat, jangan menunggui satu tulisan. Tulis yang banyak, lalu catat ke mana saja tulisan tersebut dikirimkan. Menunggu satu tulisan dan mengoper ke sana kemari hanya membuat depresi. Jangan putus asa jika sering ditolak, tetap tidak rugi, karena itu bagian dari proses latihan. Kita kan tidak butuh guru yang harus dibayar untuk menilai karya itu.
  • Membuka jasa ketikan, terjemah, desain, dll. Fasilitas PC atau laptop lengkap dengan printer dari orangtua sudah cukup untuk usaha yang ini.
  • Menjual buku. Bisa buku yang berhubungan dengan mata kuliah, atau konsumsi karena hobi, misalnya novel, buku motivasi, agama, dll. Tapi pastikan buku yang ditawarkan tidak banyak beredar di toko buku biasa, atau paling tidak harga yang kita tawarkan lebih rendah dari toko, ditambah layanan antar ke rumah. Buku yang dimaksud bisa dibeli dari website, pesan lewat kawan di luar kota, atau menghubungi penerbit indi (penerbit besar sudah punya tenaga marketing yang lebih canggih dari kita, jumlah pembelian juga biasanya tidak bisa sedikit)
  • Mengorder usaha orang lain. Lakukan pendekatan pada pemilik usaha, minta pengurangan harga untuk orderan yang kita beri. Tugas kita menawarkan dan mengantar-jemput bahan, pemilik usaha yang mengerjakan. Harga dari kita dan pemilik usaha ke pemakai jasa harus sama, upah yang kita terima adalah dari selisih harga pemakai jasa dan pemilik usaha yang telah diturunkan khusus untuk kita. Contoh usaha ini antara lain laundry, fotokopi, dll.
  • Membentuk tim Event Organizer kelas kampus. Agar tidak terlalu memakan biaya, datangkan saja tokoh-tokoh dalam kota yang memang berprestasi (punya buku laris, pendidik sukses, kolumnis, dsb) tapi belum begitu terkenal. Karena kalau sudah terkenal, jam terbang biasanya tinggi, otomatis minta dibayar mahal, hihi. Karena biaya publikasi skup kampus juga tidak besar, maka HTM pun harus kelas mahasiswa, insya Allah ramai yang daftar!
  • Membuka kelas keahlian. Mirip seperti privat, bedanya, kelas ini betul-betul diisi dengan orang yang mahir. Artinya, tentor (kita sendiri) harus memiliki keahlian khusus yang tidak dimiliki orang lain, misalnya melukis, sulap, menjahit, dll. Kalau belum punya satu keahlian pun dengan level mahir, pilih poin-poin sebelumnya saja.

3. Menyiasati ‘jatah’

Ini langkah terakhir jika memang tak mampu mempraktekkan dua poin sebelumnya. Kata orang, “Jika tidak mampu menambah pemasukan, maka kurangilah pengeluaran.” Ya, kurangi beban orangtua dengan mengatur sebaik mungkin uang yang mereka beri. Manfaatkan sesuai dengan yang mereka amanahkan. Tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menggunakan uang pemberian mereka untuk berfoya-foya. Saat mencari nafkah, mereka pasti berharap kesungguhan membiayai anak berbuah pada kesuksesan anak tersebut.

Minggu, 22 Januari 2012

MemilihTeman yang Bisa Membawa ke Surga


Pertemanan (friendship) merupakan sebuah makna signifikan yang mesti ditarsirkan ulang. Makna dari “teman baik” berbeda dari satu orang ke yang lainnya. Sebagian orang meyakini bahwa teman baik adalah seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi tempat untuk menceritakan semua rahasia. Sementara yang lain mendefinisikannya sebagai seseorang yang setia menemani baik ketika sedih maupun bahagia.

Kendati opini tentang definisi teman bervariasi, namun semuanya relatif benar. Dan jika kita meletakkan berbagai pandangan itu bersama-sama, maka semuanya bisa membentuk sebuah definisi sebenarnya tentang teman yang baik. Namun sejatinya masih terdapat sebuah makna signifikan dan peran dari sahabat baik yang sangat penting dalam perspektif Islam. Yaitu seseorang yang membantu kita untuk lebih dekat kepada Allah, membuat kita menjadi lebih patuh dan taat kepada perintah dan ajaran-Nya, serta memberi keuntungan positif untuk umat.

Kriteria Teman Baik Menurut Islam

Jika demikian, apa sih sebenarnya kriteria teman yang baik dalam Islam? Pikirkan sejenak tentang teman-teman kalian, dan biarkan saya bertanya, “Bagaimana kalian memilih teman? Apa peran teman-teman dalam kehidupan kalian? Apakah teman hanya semata-mata untuk pergi bareng dan bersenang-senang?” Jika kalian mengamini semua pertanyaan di atas, maka ada baiknya berpikir ulang dan mencoba untuk memahami makna serta peranan teman yang shaleh. Teman bukan sekadar seseorang yang bisa diajak untuk menikmati waktu bersama. Peranan teman ternyata lebih dalam dari sekedar berbagai sudut pandang yang dangkal.

Seorang teman bisa membantu kalian melakoni amalan-amalan hebat yang memicu pahala dan surga. Di sisi lain, teman juga bisa menghalangi dirimu dari perjalanan menuju surga. Pengaruh teman terhadap diri kalian sungguh luar biasa, bahkan melebihi anggota keluarga. Inilah mengapa begitu penting untuk berhati-hati memilih teman.

…Teman bukan sekadar seseorang yang bisa diajak untuk menikmati waktu bersama. Seorang teman bisa membantu kalian melakoni amalan-amalan hebat yang memicu pahala dan surga…
Hal-hal penting yang harus kalian pikirkan ketika memilih teman adalah kedekatan mereka kepada Allah. Kalian bisa tahu kedekatan tersebut bukan hanya dari penampilan mereka. Tapi juga melalui tingkah laki, tabiat, akidah, dan tindak-tanduk mereka.

Teman yang sepanjang waktunya memikirkan bagaimana caranya menggapai pahala, bisa dekat dan menggapai keridhaan Allah melalui tindakannya adalah teman yang bisa kalian percaya. Jalinlah persahabatan dengannya.

Jika kalian tidak shalat, tidak pernah berpuasa, gemar bergosip, atau kalian tidak memiliki peran aktif dalam masyarakat, maka sudah seharusnya kalian memiliki teman-teman yang mampu memperbaiki perilaku dan sikap kalian menjadi lebih baik. Alangkah buruknya jika kita memiliki teman yang justru memperburuk moral, sikap, dan bahkan akidah kita.

Karena teman-teman berperangai buruk bisa mendorong kalian untuk melakukan tindakan-tindakan yang buruk juga. Berbohong, merokok, kecanduan narkoba, dan bahkan berzina adalah hal-hal yang merupakan hasil buruk dari teman-teman yang berperangai buruk. Seorang teman mengatakan, “Teman-teman memiliki dampak nyata terhadap diri seseorang, dan bahkan mereka bisa mempengaruhi keseluruhan hidup seseorang.”

Sementara itu, teman-teman yang shaleh bisa memberikan pengaruh positif bagi kehidupan kalian; membuat hidup menjadi lebih baik dunia dan akhirat. Sebagai contoh, teman yang memiliki aktivitas dalam derma bisa mendorong kalian untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatannya. Hal demikian lebih baik daripada kalian menghabiskan waktu melakukan hal-hal tidak bermanfaat atau sesuatu yang haram bersama teman-teman berkelakuan keji. Teman-teman yang baik bisa menemani kalian untuk mengunjungi panti asuhan, menghadiri halaqah pembelajaran Al-Qur’an, atau menghabiskan waktu untuk hal-hal bermanfaat lainnya. Bahkan, selain bermanfaat, semua itu juga bernilai pahala di sisi Allah.

…Sementara itu, teman-teman yang shaleh bisa memberikan pengaruh positif bagi kehidupan kalian; membuat hidup menjadi lebih baik dunia dan akhirat…
Bahkan dalam kondisi penuh keceriaan dan kegembiraan pun, segala sesuatunya bisa berbeda jika kita lakukan bersama teman yang baik. Dia senantiasa mengingatkan kalian untuk selalu memperbarui niat karena Allah di mana pun dan kapan pun. Selain itu, teman yang baik senantiasa mendorong kalian untuk menjaga harga diri atau menjaga ibadah-ibadah yang dianjurkan, sehingga keindahan Islam selalu terukir di hati kalian.

Hal ini terjadi dengan Iman Asy-Syarif, seorang muslimah berkewarganegaraan Mesir berusia 25 tahun. Iman melakukan perjalanan ke Denmark tak lama setelah kasus kartun Nabi Muhammad merebak, untuk mengubah citra buruk Islam di sana. Apa yang mendorong Iman untuk melakukan sesuatu demi memperbaiki citra muslim?

Iman menerangkan, “Salah seorang teman saya mendorong saya untuk melakukan sesuatu demi umat. Sejak itu mulailah saya membaca banyak bacaan tentang Islam. Lalu saya ambil bagian untuk mengenalkan Islam kepada orang-orang non-muslim. Sejujurnya, saya tidak bisa mengenyampingkan peran teman yang telah membantu saya untuk melakukan hal-hal positif.”

Jelas, dengan teman-teman yang baik dan shaleh, kalian bisa melakukan hal-hal positif yang menguntungkan Islam dan kaum muslim. Kalian pun menjalani kehidupan yang bebas dari egoisme, kesedihan, kebencian, dan kegelisahan yang terjadi jika berteman dengan teman-teman yang buruk.

Kalian mungkin tidak merasakan dampak langsung dari teman-teman terhadap diri kalian. Tapi jika kalian mau berpikir secara lebih dalam, kalian akan mendapatkan bahwa teman memiliki pengaruh yang dahsyat, kendati kalian mengklaim bahwa kalian memiliki karakter dan kepribadian kuat. Inilah mengapa kalian mesti memilih teman secara bijak, karena teman bisa mengubah hidup kalian secara keseluruhan, baik positif maupun negatif.

Karena alasan demikian, Nabi Muhammad pernah bersabda, “Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaknya salah seorang dari kalian melihat siapa temannya." (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)

Dari Anas, dia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda, ”Dan perumpamaan teman duduk yang baik itu bagaikan penjual minyak wangi kasturi, jika minyak kasturi itu tidak mengenaimu, maka kamu akan mencium bau wanginya. Dan perumpamaan teman duduk yang jelek adalah seperti tukang pandai besi, jika kamu tidak kena arangnya (percikannya), maka kamu akan terkena asapnya.” (HR. Abu Dawud).

…Carilah sedikitnya seorang teman baik dan shaleh yang bisa menjadi batu loncatan bagi kalian menuju surga…

Menjadi sangat penting bagi kita untuk memahami hadits di atas yang mengindikasikan dampak teman terhadap kehidupan seseorang, dan pentingnya memilih teman-teman yang baik. Maka pikirkanlah baik-baik. Dan bahkan jika semua teman kalian adalah teman yang berkelakukan buruk, maka Allah akan mengampuni, jika kalian mau bertobat. Carilah sedikitnya seorang teman baik dan shaleh yang bisa menjadi batu loncatan bagi kalian menuju surga. [ganna pryadha] sahabatrohis.web.id

Skenario Jalanan


Ini adalah ceritaku beberapa bulan lalu ,cerita ini dimulai sepulangnya aku dari rumah sakit (tempat guruku dirawat) yang berada di daerah pondok labu,daerah yang cukup jauh dari rumahku,aku pulang dari rumah sakit sekitar pukul setengah enam sore,bersama teman-teman kususuri jalan yang cukup jauh sekitar 1kilo meter,tak teralakkan rasa capepun menggelayuti kami ,maklum saja karna kami sampai kerumahsakitpun dengan berjalan kaki yang cukup jauh sekitar 2 kilo meter dikarnakan kami salah turun bis.

Setelah bercapek ria,,Akhirnya kami sampai dijalan yang dilalui bis yang akan kami naikki ,Alhamdulillah bis yg akan kami tumpangi datang,segeralah kami naikki bis itu menuju blok-M,sepanjang perjalanan kami berempat berbincang-bincang,pembicaraan yang acak-acakkan mnurutku,sebab apapun yang kami lihat dijalan pasti kami bicarakan entah itu makanan,anak jalanan sampai sepasang suami istri yang romantic pun tak lepas dari pembicaraan kami..(hhmm maklumlah ga ada kerjaan..hehe)..akhirnya kami sampai juga diblok-M ,kami berempatpun turun dari bis dan langsung menuju musholah yang brada disana,sesampainya di mushala kami menunaikan kewajiban kami sebagai seorang muslim ya kami melaksanakan sholat maghrib,setelah sholat kami langsung menuju terminal blok-M untuk pulang kerumah masing-masing .

Disela perjalanan kami ke terminal kami berempat saling melontarkan celotehan-celotehan khas anak remaja,banyolan yang cukup mengocok perut kami yang pada waktu itu sangat lapar,meskipun begitu tak pernah kudengar keluhan yang berarti dari mulut teman-temanku itu,kami berempatpun berpisah,disebuah persimpangan,tak lupa kami sling berjabat tangan untuk mempererat ukhuwah karena inilah kbiasaan kami setiap pulang sekolah .

“Hmm pulang sendiri deh aku,,”ucapku dalam hati..



Aku menunggu bis kopaja 66 menuju manggarai,kuperhatikan setiap bis kopaja yang melewatiku,sampai akhirnya bis ke tiga yg lewat adalah bis yang akan aku naiiki,Alhamdulillah bisnya masih sepi ada bbrapa tempat duduk yg bisa ku tempati,kupilihlah bangku ke 2 yg sejajar dgn pintu agar tak terlalu jauh pikirku,setelah 5 menitan bi situ ‘ngetem’ bis itupun jalan juga walau dengan kecepatan seekor kura-kura.. “arrrrg pa supir knapa lagi ngendarainnya pelan bgt” ucapku dalam hati…sabar..sabar.. kira-kira didaerah bundaran senayan bis ku agak mengencangkan lajunya,satu persatu penumpangpun naik sampai bis yang kutumpangi ini penuh sesak…hmm bercampur aduuk udara didalam bis ,tapi aku berusaha untuk bertahan,walau keningku sudah bercucuran keringat,kira-kira di daerah Gelora bung karno bis yang kutumpangi itu melajunya tersendat-sendat,”kenapa sih nih” gerutuku.. kucoba untuk melihat kearah depan lewat celah-celah badan para penumpang…”ahhhh ternyata maceeet cuy” Jakarta ga macet sujud syukur dahh..hehe.


Satu jam kemudian aku masih berkutat dengan kemacetan yang semakin lama membuatku muak.. -_-‘ rasanya pengen teriak tapi nanti apa kata orang,aku mulai bosan dengan keadaan ini,apalagi ditambah suara-suara sumbang dari pengamen jalanan yang ku pikir bukan sebuah nyanyian tapi sebuah jeritan kemiskinan,tapi aku harus berusaha untuk menerimanya,karna itu pekerjaan mereka,tidak lama setelah pengamen ,datanglah seorang bapak-bapak separuh baya menjajakan buku resep masakan indonesia,haduuuh apalagi nih malem-malem jualan buku beginian,udah macet dibikin empet ,ternyata bukan aku saja yang terganggu dengan kedatangan mereka tapi penumpang yang lain pun juga,sampai-sampai ada salah seorang dari mereka yang membentak pedagang itu “mas kalo jualan liat-liat kondisi dong lagi macet juga” mcmcmc untung saja aku tak sampai membentak seperti itu,tapi aku maklum dengan orang yang membentak itu,mungkin dia capek sekali karna baru pulang kerja.

***


Para seniman jalanan bersuara sumbang masih silih berganti mengamen di bis yang kutumpangi,untuk saat ini aku sudah beradaptasi akan keadaan,dan mencoba untuk Tenaaaang!! Disela-sela kemacetan aku melihat-lihat keluar jendela,mataku tertuju pada sorot lampu dilapangan gelora bug karno ohh ternyata para pegolf pemula sdang berlatih hmm sebuah tontonan yang menarik pikirku,tapi semakin lama kuperhatikan ternyata hampir 80% dari orang yang bermain golf itu adalah keturunan china?? Sungguh aneh ,orang-orang keturunan itu lebih kaya dibandingkan orang-orang pribumi,mereka megang stick golf sementara itu org-orang kita megang kecrekan dan bungkus permen kosong…paaraaah!!


Lima belas menit kemudian,lagi-lagi aku msih berada diwilayah yang tak jauh dari tempat permainan golf tadi ,,tapi alhamdulillahnya para penumpang sudah cukup banyak yang turun sehingga aku lebih leluasa bernafas,waww kini aku bisa melihat dengan jelas juga kemacetan didepan sana,muaaaaceeet banget ,kulihat kearah pak supir ,dia sudah mulai tak sabar menghadapi kemacetan itu,klakson beberapa kali dibunyikannya,sebenarnya bukan hanya dari klakson bis yang ku tumpangi saja tapi dari hampir semua kendaraan yang ada disana,serasa telingaku mau pecah,mataku kembali menatap kearah luar,pikiranku menerawang jauh aku melamun memikirkan bagaimana keadaan saat lagi macet di jepang,yang kata orang kalau disana itu macet malah sepi dari yang namanya klakson dan teriakan otot,mereka sungguh tertib.tiba-tiba bis yang kutumpangi rem mendadak yang membuatku tersadar dari lamunanku segera saja kulihat keadaan yang terjadi,ternyata saat bis yang kutumpangi mau berbelok ada seorang polisi yang menilang sebuah mobil Honda jazz,’waduuuh…ini dia biang keladinya membuat macet saja’ ucap seorang kakek tua didepanku..’iya nih dasar polisi kurang duit udah malem plus macet masih aja nyari duit’ucap seorang wanita berumur 20an disampingku .. aku hanya tertawa kecil melihat kejadian ini,semua menghakimi polisi itu dengan kata-kata ejekkan yang sekiranya tak pantas diucapkan dari seorang warga Negara kepada abdi negaranya.pak sopirpun tak ketinggalan menghakimi polisi itu,bahkan lebih parah… “wooooy anji**…sial** loo.. macet beg*..”teriak pak supir dengan penuh semangat 45..


Akhirnya setelah adu otot cukup lama dengan polisi itu,bis yang ku tumpangi pun lolos..


Haaah..aku menghela nafas panjang,,eeeiittsss ternyata kemacetan itu tetap berlangsung ,sepertinya tawa kebebasanku masih harus kusimpan untuk beberapa jam kedepan..(berlebihan J)..kira-kira di daerah sarbini bis yg aku tumpangi semakin sulit bergerak karna banyaknya mobil-mobil mewah yang hilir mudik keluar dari mall,lama kelamaan aku muak dengan mereka yang duduk manis didalam mobil mewah itu,tanpa merasakan gerah seperti yang aku rasakan,kemacetan ini juga salah anda-anda hay orang “berperut buncit”..pikirku singkat ..


Para penumpang yang saat itu berdiri sudah cukup lelah menunggu kemacetan yang tak usai-usai,aku hanya melihat saja kearah mereka,ada yang kipas-kipas,mengelap keringat,sampai gerutu-gerutu sendiri..aku tak mempersilahkan mereka duduk menggantikan posisiku,karna kupikir mereka masih muda-muda berdasi pula salah mereka sendiri yang terlalu banyak bekerja sampai pulang terlalu malam..


bis yang kutumpangi perlahan-lahan bergerak..aku ingin tau sebenarnya apa yang menyebabkan kemacetan yang begitu ‘gila’ ini kuperhatikan secara seksama ,kira-kira apa yaaa?? Sampai akhirnya mata ku tertuju pada plang berwarna biru dengan cahaya lampu yang cukup terang plang itu bertuliskan “TOL” wehehe .. tawaku dalam hati ternyata ini toh yang menyebabkan kemacetan ini ,pelayanan yang lamban yang dilakukan oleh para petugas TOL merupakan penyebab yang sangat fatal cuy,biang keroook… ternyata kartu-kartu pembayar TOL yang banyak didengungkan diiklan-iklan tak mengubah kondisi TOL yang senantiasa macet ,berarti siapa yang disalahkan??? (pikir aja sendiri..:D )

Setelah aku tau penyebabnya aku sedikit bisa menerima,pikir saja waktuku berjam-jam terbuang dilingkaran kemacetan,tapi setelah melewati tol qoq tetep maceet yaa ?? kulihat-lihat lagi keluar bis ,mana lagi yaa yang membuat kemacetan yang luar biasa ini ,ternyata oh ternyata itu penyebab keduanya aku hanya menggeleng-gelengkan kepala ..”mcmcmc..lagi..lagi” lagi-lagi kemacetan ini berhubungan dengan pelayanan!ya pelayanan di sebuah pengisian bensin yang sangat terkenal “PERTAMINA”..orang Indonesia masih mempunyai hambatan dalam segi pelayanan gimana mau bersaing dengan Negara lain antrian itu begitu panjang bahkan sampai tak terpikir olehku kapan akan selesai ,sudahlah kulupakan saja penyebab-penyebab kemacetan itu yang kupikirkan saat ini hanyalah gimana cepet sampai rumah..


bis yang kutumpangi akhirnya berhasil melewati kemacetan-kemacetan tadi,kira-kira diwilayah dikmenti bis yang kutumpangi itu kembali dihadapkan pada kemacetan ini sudah kuduga sebelumnya sebab sebentar lagi akan memasuki wilayah kuningan ya yang ku tau diwilayah itu sedang ada pembangunan fly over,pastinya kemacetan tak terelakkan ..legowoo..itu yang harus ku terapkan.jantungku berdebar kencang membayangkan bagaimana reaksi orang tuaku karna aku p0ulang larut malam,apa mungkin aku dikunci diluar rumah ..aatau aku akan dimarahi…arggg pikiran-pikiran buruk yang ada di otakku,maklumlah udara malam sungguh mempengaruhi,perlahan tapi pasti bis yang kutumpangi berjalan.

Tak terasa sudah sampai disebrang KPK,”jadi teringat saat aksi KAPMI disini “ucapku sambil diselingi tawa kecil karna mengingat kejadian-kejadian saat aksi,selang beberepa menit aku sudah berada diwilayah pasar rumput akhirnya penderitaan ku sebentar lagi usai ..bis yang kutumpangi pun merapat keterminal ,para penumpang yang tak sabaran saling menyerobot keluar bis,’lucu’ kayak anak kecil yang berebut permen dengan langkah malas-malasan aku keluar dari bis ,aaw jeritku,kaki ku diinjak oleh seseorang ku tengok wajah orang yang menginjakku itu ternyata dia buta,”maaf mba..maaf saya ga sengaja” ucap orang itu kepadaku..”ooh iya pak ga apa-apa”setelah meminta maaf bapa itu pun pergi meninggalkan ku dalam kesakitan..

Perjalananku belum usai aku masih harus menaiki satu bis lagi,setelah kutemukan bis yang akan aku tumpangi segeralah aku naikki dan bersandar ketempat duduk..hhuuuhff perjalanan yang melelahkan ,tak lama kemudian bis pun jalan tak seperti tadi yang dikepung kemacetan kalo diwilayah manggarai lancar …akhirnya sampai juga aku di bukit duri tanjakan,tinggal beberapa menit lagi aku sampai kerumah ..jantungku berdetak kencang membayangkan kedua wajah orang tuaku,,setelah sampai didepan rumah ku ketuk pintu rumah perlahan kubuka pintu itu,wah mamah udah tidur ..aman ucapku dalam hati.. tapi tunggu dulu terdengar suara gaduh didapur ternyata ayahku belum tidur kacau deh nih,


‘assalamu’alaikum pak,Aku pulang ..’ ‘hmmm’ ucap ayahku singkat -__- roman-roman dimarahin dah nih .. ternyata dugaan ku salah ayahku tak memarahiku,beliau hanya mendiamiku saja,ya aku tau sekali sifatnya kalo ayahku mendiamiku berarti ada yang salah dari caraku,dan aku mengakui kesalahan itu,karna sebelumnya aku tak bilang,maklumlah HP ku low.aku segera menuju kamar mandi untuk mencuci muka,dan setelah itu menuju kamarku,ku rebahkan tubuhku yang super lelah ini dikasur,mataku menerawang keatas seraya mengingat kepenatan-kepenatan yang baru saja kulewati ,huuft begitu menegangkan hari ini,lelah rasanya,tapi malam ini aku mendapatkan pelajaran hidup,tadi sewaktu kemacetan dijalan semua menjalankan perannya dalam SKENARIO JALANAN,yang cukup bagus.

Acting yang menajukjubkan mereka semua menjalankan scenario itu dengan sebaik-baiknya,peran sebagaii orang kaya yang tak sabaran,pak supir dengan watak galak,pengamen yang selalu tersenyum,penjual buku yang tabah,orang yang suka menggerutu,dan tadipun aku mendapatkan peran sebagai bocah ingusan yang ingin tau,aku tersenyum lega,pengalaman tadi merupakan pelajaran berharga ..aku berpikir kapankah aku bisa merubah keadaan ini..????
bocah..bocah belajar dulu deh..besok ada PR ekonomi..kalo dah besar baru mikirin gituan sekarang belajar aja yang bener..hehe..

okelah sekian dulu kisah saya ini,nantikan kisah-kisah selanjutnya..
(Ila)

Alasan Mengapa Nilai UN Jadi Syarat Masuk PTN


Kepala Badan Standardisasi Nasional Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Teuku Ramli Zakaria membeberkan alasan mengapa nilai ujian nasional jenjang SMA dimasukkan menjadi salah satu nilai penentu untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.

Menurutnya, langkah itu diambil dengan tiga alasan dasar, yaitu praktis, ekonomis, dan untuk menghilangkan penyimpangan dalam seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Ia mengatakan, seleksi masuk PTN akan menjadi lebih praktis dengan menggunakan nilai ujian nasional (UN) sebagai salah satu penentunya. Nantinya, kata dia, dalam seleksi nasional masuk PTN (SNMPTN) hanya akan dilakukan tes potensi akademik (TPA) dan tidak akan ada lagi tes mata pelajaran.

"Tentunya menjadi lebih praktis," kata Ramli saat ditemui Kompas.com, Senin (2/1/2012), di Sekretariat Badan Standardisasi Nasional Pendidikan, Gedung Dikdasmen, Cipete, Jakarta.

Ia melanjutkan, kebijakan ini sangat ekonomis dan menutup celah korupsi karena masyarakat tidak perlu lagi menyiapkan perangkat tes untuk mata pelajaran yang biasa diujikan dalam SNMPTN. Jika biasanya dalam SNMPTN masyarakat dibebankan biaya ratusan ribu untuk tes mata pelajaran, dengan kebijakan ini masyarakat hanya perlu menyiapkan biaya untuk satu kali ujian TPA, yaitu sekitar Rp 25.000.

Ramli menambahkan, sejak direncanakan, kebijakan ini memang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat dari segi pembiayaan, selain lebih praktis dan mempersulit terjadinya praktik penyimpangan.

"Jika nilai UN ikut menentukan seleksi masuk PTN, tentu dapat mencegah praktik kolusi, mencegah adanya 'titipan', dan surat rekomendasi.

Meski demikian, ia mengungkapkan, semua akan terlaksana dengan dukungan pelaksanaan UN yang kredibel. Jika kredibilitas UN telah diakui, bobotnya akan dimasukkan sekian persen dalam SNMPTN. "Jika sampai saat ini PTN belum mau, itu karena UN belum kredibel," paparnya.

Seperti diberitakan, beberapa hari lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh memastikan jika nilai UN jenjang SMA tahun ini akan dijadikan salah satu penentu dalam seleksi masuk PTN. Meski begitu, sampai berita ini diturunkan, Kemdikbud belum bisa membeberkan mengenai formulasi nilai UN dalam seleksi masuk PTN. (kompas)

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More